METODE TARJIH IBNU JARIR ATH-THABARI DALAM TAFSIR JAMI’ AL-BAYAN ‘AN TA’WIL AYI AL-QUR’AN
Keywords:
Penafsiran, Metode, Pendekatan, Tarjih, Al-Qur’anAbstract
Penafsiran terhadap Al-Qur’an mutlak dibutuhkan untuk memahami makna dan kandungan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan umat Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena hanya Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw mengetahui makna dan kandungan Al-Qur’an. Adalah ath-Thabari yang nama lengkapnya adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib, kadang disebut Abu Ja’far dipandang oleh para ulama terkemuka sebagai mujtahid utama. Kepemimpinannya, keluasan pengetahuannya yang dipadukan dengan kerendahan hati, ingatan dan kecerdasan menjadi mahkota asketisme, kesucian dan kesalehannya. Dalam penafsirannya sebagaimana dalam karya menumentalnya kitab Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Ta’wil Ayi Al-Qur’an, ath-Thabari menggunakan metode tafsir riwayat (tafsir bi al Ma’tsur). Suatu metode penafsiran berdasarkan pendekatan nash Al-Qur’an dan Hadits. Adapun jika ada pertentangan penafsiran dalam memahami makna dan kandungan Al Qur’an, ath-Thabari melakukan tarjih (mengunggulkan) berdasarkan 17 metode tarjih yang terkadang pendapatnya tersebut tetap saja berbeda dengan pendapat para mufasir lain hingga saat ini.